SELAMAT DATANG DI INIPOKER.COM MINIMAL DEPOSIT 15.000 MINIMAL WITHDRAW 25.000 DAN DAPATKAN BONUS CASH BACK 0.3% DI BAGIKAN 2 KALI DALAM SEMINGGU PetikMangga69 - DENGAN TANTE GILANG SUASANA SEX SEDAP | PETIKMANGGA69

PetikMangga69 - DENGAN TANTE GILANG SUASANA SEX SEDAP

DENGAN TANTE GILANG SUASANA SEX SEDAP


PetikMangga69 - Perkenalkan nama saya win, disini saya akan menceritakan cerita sex pribadiku dengan istri pamanku. Ketika itu aku sedang liburan di kota yang dikenal sebagai kota kembang (Bandung). Saat itu disana aku bermalam dirumah Paman saya atau tepatnya adik dari Ibuku yang paling terakhir. Ibuku 6 bersaudara dan Ibuku adalah anak yang paling pertama. Ketika itu aku masih berusia 21 tahun dan pamanku berumur 33 tahun.

Pamanku ini sudah berumah tangga, nama istrinya adalah Teteh cinta yang berumur 28 tahun. Bila dilihat dari usia mereka berdua memang agak terlalu jauh selisih usianya. Teteh cinta ini bisa dibilang seorang istri yang cantik dan mempunyai bentuk body yang kecil tetapi bohay. Asal pembaca tahu saja, pantat Teteh cinta ini bebar-benar kencang dan semok, pokoknya mantep deh.

Ditambah lagi Teteh cinta ini mempunyai pinggang yang singset atau sexy. Walaupun Teteh cinta sudah menikah kurang lebih 2 tahun de ngan pamanku, perutnya masih singset sekali para pembaca. Tapi maklum sih, karena sampai sekrang mereka belum dikaruniai seorang momongan. Oh iya, Teteh cinta ini ada minusnya sih para pembaca, dia cantik namun judes sekali orangnya.


Teteh cinta ini berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, dia hanya 2 bersaudara. Teteh cinta ini mempunyai adik perempuan yang bernama Mita, usia mita kira-kira 22 tahun, dan dia kuliah di salah satu universitas negri di bandung. Mita ini juga tiggal diruah Teteh cinta. Selama aku berada dirumah Paman, hampir setiap hari Teteh cinta mengomel padaku, tapi saya cuek aja.hha.

Sebenarya Teteh cinta ini memang sangat tidak suka apabila aku menginap dirumahnya. Hal itu wajar aja sih, karena aku memang termasuk anak yang nakal dan bandel, hhe.

Dalam usiaku yang masih 21 tahun, jika dilihat dari postur tubuh, aku memang terlihat dewasa, karena aku mempunyai tinggi badan176 cm, berat badan 72 kg dan tubuhku juga proposional. Oh iya para pembacam, aku ini dari keluarga yang bisa dikatakan keluarga tidak mampu, maka dari itu Teteh cinta selalu saja mencurigai aku, jika aku sering menerima uang dari pamanku. Pada kenyataanya pamanku sangat jarang memberi aku uang, mungkin saja dia takut dengan istrinya yang judes itu.

Saat ini aku menginap di rumah mereka, sebenarnya karena terpaksa saja, karena aku sedang berlibur di Bandung dan Ibu saya memberitahukan kepada Paman saya yang memaksa aku tinggal dirumah mereka. Singakt cerita, Hari ini entah mengapa aku merasa bosan sekali. Mungkin saja kebosananku ini berasal dari Teteh cinta yang selalu menunjukan muka cemberut terhadap saya.

Saat itu rumah berada dalam keadaan sepi, om sudah pergi kekantor, Mita adik Teteh cinta sedang pergi kuliah, Bik Saroh sedang pergi ke pasar, dan Teteh cinta katanya mau pergi ke arisan. Tadi sebelum pergi, dengan nada yang setengah membentak, Teteh cinta menyuruh aku menjaga rumah. Dalam fikiranku saat itu dari pada boring, mendingan aku nonton BF aja di kamar.

Mulailah TV kunyalakan, kuambil kaset porno yang kemarin kupinjam ditempat persewahan dekat rumah, adegan-adegan panas nampak di layar. Mendengar desahan-desahan artis BF yang cantik dan bahenol tersebut membuat aku terangsang. Dengan lincahnya tanganku melucuti celana beserta celana dalam-ku sendiri. Kejantanan saya yang sedari tadi sudah tegak, lalu kukocok perlahan.

Film yang kutonton itu cukup panas, sehingga aku menjadi semakin bergairah. Kutanggalkan pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku tanpa ada penutup sekalipun. Kocokan tanganku semakin cepat seiring dengan makin panasnya adegan yang kutonton. Kurasakan ada getaran dalam kejantananku yang ingin meyeruak keluar. Aku mau Klimaks, tiba-tiba…

“ win… apa yang kamu lakukan!!”, ucap seseorang.

Setelah aku terdiam sejenak, ternyata suara itu adalah suara seseorang seperti yang aku kenal yaitu teteh cinta. Lalu,

“ E… eee… nggak lagi ngapa-ngapain Teh… ”, jawabku terbata-bata.

Sungguh saat itu aku kaget dan sangat bingung harus berbuat apa. Aku tidak mengira kalau Teteh cinta yang tadi katanya pergi arisan bisa kembali secepat itu. Tanpa sadar aku bangkit berdiri dan kudekati Teteh cinta yang cantik tapi judes itu. Saat itu Teteh cinta yang masih berdiri dalam keadaan kaget dengan mata yang melihat keadaanku yang telanjang bulat.


Ditambah lagi kejantananku yang panjang dan besar dalam keadaan tegang itu. Tiba-tiba entah setan mana yang mendorongku, secara refleks saja aku menyergap dan mendekap tubuh Teteh cinta yang mungil padat itu. Badannya yang mungil dan tingginya yang hanya sampai sebahu dari ku, ku bekap dengan kuat dan kutarik agak keatas.

Sehingga saat itu Teteh cinta hanya berdiri dengan ujung jari kakinya saja dengan kepala agak mendongak keatas, karena kaget. Dengan cepat kucium dan kulumat bibir tipisnya yang seksi. Seketika saat itu badan Teteh cinta mengejang dan agak menggeliat menerima perlakuan yang tidak pernah dia sangka akan berani aku lakukan itu.

Sesaat kemudian dia mulai memberontak dengan hebat, sehingga ciumanku terlepas, lalu teteh cinta berkata,

“ win… jangan kurang ajar… berani benar kau ini… ingat, Rif… Aku ini istri Paman kamu… !!! Cepat lepas… nanti kulaporkan kau ke Paman kamu… ”, teriak Teteh cinta dengan suara garang mencoba mengancamku.

Aku tak lagi peduli, salah Teteh cinta sendiri sih, orang mau Klimaks kok diganggu. Dengan buasnya aku jilat belakang telinga dan tengkuknya, kedua buah dada-nya walaupun tidak terlalu besar, tapi padat itu langsung kuramas-ramas dengan buas, sampai Teteh cinta menjerit-jerit. Disamping nafsuku yang memang sudah menggila itu.

Saat itu ada juga rasa ingin balas dendam dan mau mengajarkan sopan santun padanya atas perlakuan dan pandangannya yang sangat menghina padaku. Saat itu Dia mencoba berteriak, tapi dengan cepat aku segera menciumnya lagi. Ada kali 10 menit aku melakukan hal itu, sementara Teteh cinta terus meronta-ronta, dan mengancamku serta mencaci maki.

Saat itu entah apa saja yang dikatakannya, aku sudah tidak memperdulikannya lagi. Aku terus menyerangnya dengan buas dan mengelus-elus dan meremas-remas seluruh tubuhnya sambil terus mencium bibirnya dengan liarnya. Saat itu dia tidak dapat melepaskan diri dari dekapanku, karena memang tubuhku yang tinggi, dengan badan yang atletis dan berotot.

Hal ini membuat teteh cinta tidak berdaya, karena postur tubuh teteh cinta yang mungil. Akibat seranganku yang bertubi-tubi itu, lama kelamaan kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari Teteh cinta, entah karena dia sudah lelah atau mungkin dia mulai terangsang juga. Karena saat itu aku merasa sudah tidak ada perlawanan lagi dari Teteh cinta, aku mulai mengosok-gosokan kejantananku pada perutnya.

Setelah itu aku meraih tangannya yang mungil dan kuelus-elus ke kejantananku, tangan mungilnya kugosok-gosok, mengocok kejantananku yang mulai mengeras. Tubuhnya terasa mengejang, akan tetapi kedua matanya masih terpejam, dan tidak ada perlawanan darinya. Kemudian ketika dengan perlahan kubuka baju Teteh cinta, dia dengan lemah masih mencoba menahan tanganku.

Namun semua itu percuma saja, tangan kanan mengunci kedua tangannya dan tanganku yang kiri membuka satu demi satu kancing-kancing blusnya. Hal itu secara tidak langsung mempertontonkan keindahan tubuh di balik kain itu. Setelah berhasil membuka blus dan Bra-nya, kuturunkan ciumanku menuju ke buah dada Teteh cinta yang padat berisi…

“ Riffff… aaammmpuun… iiii… iiingaaattttt… Riffff… !!!”, ucapnya.

Belum selesai dia berbicara, aku-pun mencium dan melumat putingnya yang berwarna kecoklatan itu. Terkadang kugigit dan kupuntir putingnya, sementara kusingkap roknya dan jari-jariku mulai mengelus-elus kewanitaan-nya yang masih tertutup celana dalam mungilnya itu.

“ Iiiiiiiiii… Oughhhh… Aghhhhh… Ssssss… Aghhhhh… Rifffff… ”, desah Teteh cinta.

Akibat perlakuanku itu, kayaknya Teteh cinta mulai terangsang juga, itu terasa dari tubuhnya yang mengejang kaku dan dengusan nafasnya makin terdengar kuat. Aku makin memperhebat seranganku dan tiba-tiba tubuh Teteh cinta bergetar dengan kuat dan… .. .

“ Aghhhhh… Rifffff… ja… jangaaannn… Riffff… … iiii… ngaaaatttt… Oughhhh… aghhhhh… aghhhhh…”, desahnya meronta.

Pada akhirnya, disertai tubuhnya yang mengejang dan menggeliat-geliat kuat, serta kedua tangannya mendekap tubuhku dan,

“ Syurrrrrr… Syurrrrrr… Syurrrrrr… Syurrrrrr…”, akhirnya cairan kewanitaan Teteh cinta membasahi celana dan jemariku.

Setelah masa Klimaksnya berlalu, terasa badan Teteh cinta melemas terkulai dalam dekapanku dan kedua matanya masih terpejam rapat, entah perasaan apa yang sedang bergelora dalam tubuhnya, puas, malu atau putus asa akibat perlakuanku terhadap nya , sehingga dia mencapai Klimaks itu. Tarikan nafasnya masih terengah-engah.

Kami terdiam sejenak, sementara tubuh Teteh cinta bersandar lemas dalam dekapanku dengan mata. Jemari lentik Teteh cinta masih menggenggam kejantananku yang masih tegak mengacung. Akhirnya secara perlahan-lahan kepala Teteh cinta menengadah keatas dan terlihat pandangan matanya yang sayu menatapku.

Sehingga saat itu menambah kecantikan wajahnya dan secara lembut terdengar suaranya…

“ Oughhhhh… Rifff, apa yang kau perbuat pada Tetehmu ini… … ?????”,

“ Maafkan win Teteh… win lupa diri… abis Teteh tadi masuk tiba-tiba selagi win akan mencapai klimaks… salah Teteh sendiri sihhh… … lagi pula… Teteh amat cantik sihhh… !!!!!!”, ucapku mencari-cari alasan sekenanya.


Sekarang kayaknya Teteh cinta sudah pasrah dan sambil tanganya masih menggenggam kejantananku katanya lagi…

“ Riffff… punya kamu gede amat yaaaa… ????. Punya Paman kamu nggak sampai segede ini… !!”, ucap teteh mulai menggoda.

“ Teteh bisa aja deh… memangnya benar ya Teh ? ”, jawabku.

Memang sih, kejantanan-ku panjangnya 17 cm dan gede juga dengan kepalanya yang bulat besar, apalagi kalau lagi sangat bernafsu begini. Jemari lentik Teteh cinta yang tadinya hanya menggenggam saja, kini mulai memainkan kejantananku dengan manja. Seperti mendapat mainan baru, tangan Teteh cinta tak mau lepas dari situ.

“ Teh… kok diiiii… dii… diemin aja, dikocok dong, Teh… biar
enaaakkk… !!!! ”, ucapku.

“ Dasar kamu Rif, bawaanya keburu nafsu aja… Aghhhh… ”, ucap Teteh.

Lalu dengan perlahan-lahan kedua tanganku menekan bahu Teteh cinta, sehingga tubuh Teteh cinta berjongkok dan sesaat kemudian kepalanya telah sejajar dengan selangkanganku. Kedua tangannya segera menggenggam kejantananku dan kemudian Teteh cinta mulai menjilati kepala kejantananku dengan lidahnya. Bergetar seluruh tubuhku menerima rangsang dari mulut Teteh cinta

Dijilatnya seluruh batang kejantananku, mulai dari pangkal sampai ujung. Tak ada bagian yang terlewat dari sapuan lidahnya. Dikocoknya kejantananku didalam mulutnya, tapi tak semuanya bisa masuk. Mungkin hanya setengahnya saja yang dapat masuk ke mulut Teteh cinta. Kurasakan dinding tenggorokan Teteh cinta menyentuh kepala kejantananku.

Sungguh sensasi sangat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku. Cukup lama juga Teteh cinta mengulum kejantananku. Kurasakan batang kejantananku mulai membesar dan makin mengeras. Dari dalam kurasakan ada sesuatu yang memaksa untuk keluar. Merasa aku akan keluar, Teteh cinta semakin cepat mengocok batang kejantananku.

“ Tehhhh… Aghhhh… Oughhh… win mau keluar nih… … Aghhhh… ”, ucapku.

Tidak lama setelah berkata seperti itu pada akhirnya,

“ Crotttt… Crotttt… Crotttt… ”,

Tersemburlah cairan itu dalam kejantananku, saat itu spermaku diminum, dan dijilati semua sisa-sisa spermaku, sampi-sampai tak ada lagi cairan yang tersisa. Meskipun sudah keluar tetapi kejantananku tetap saja masih tegar, meski tak seberapa keras lagi Melihat itu, Teteh cinta mencium-cium kepala kejantananku dan menjilat-jilatnya hingga bersih.

Kemudian kutarik berdiri tubuh Teteh cinta dan kudorong ke tempat tidur, sehingga Teteh cinta terlentang diatas tempat tidur. Dengan cepat kulucuti rok sekalian CD nya, sehingga sekarang Teteh cinta terlentang diatas tempat tidur dengan tubuhnya yang mungil tapi padat itu berada dalam keadaan telanjang bulat. Teteh cinta hanya menatap ku dengan pandangan yang sayu dan terlihat pasrah.

Lalu aku naik keatas tempat tidur dan kedua kakinya kupentang lebar-lebar dan aku berjongkok diantara kedua pahanya yang terpentang membuka lebar kemaluannya yang telah licin, siap untuk diterobos. Kupegang batang kejantananku dan kugosok-gosok sepanjang bibir kewanitaan-nya, sambil kutekan-tekan pelahan.

Karena merasakan gesekan-gesekan lembut kewanitaan Teteh cinta, kejantananku mulai mengeras kembali. Lalu aku mulai meraih tangan Teteh cinta dan ku tempatkan pada batang kejantananku. Dengan segera digengamnya kejantananku dan diarahkan ke lubang kemaluannya. Dengan sedikit gerakan menekan, kepala kejantananku perlahan-lahan mulai masuk.

Sedikit demi sedikit kejantananku mulai masuk ke liang kewanitaan-nya Teteh cinta. Terasa liang kewanitaan Teteh cinta sangat sempit mencengkeram batang kejantananku. Dinding kewanitaan Teteh membungkus rapat batang kejantananku, kutekan lagi dan tubuh Teteh cinta menggeliat…

“ Oughhhhhh… Rifffff… bee… besar sekali kontol kamu… pe… pelan-pelan… Rifffff… Oughhh…”, ucapnya.

Teteh cinta merintih perlahan. Secara pelan dan hati-hati aku menekan batang kejantananku makin dalam, terasa jepitan kuat dinding kemaluan Teteh cinta yang menjepit rapat batang kejantananku. Perasaanku terasa melayang-layang dilanda kenikmatan yang tidak terlukisakan ini,

“ Tehhhhh… … Oughhh… enak Teh… Ssss… Aghhhhh…”, desahku.

Dengan kedua paha yang terkangkang lebar-lebar dan kedua tangannya berpegang pada pinggangku, Teteh cinta memandang ku dengan tatapan sayu, terlihat sangat cantik dan menawan, sehingga aku yang sedang bertumpu diatasnya perasaanku terasa menggila, melihat dan merasakan wanita cantik dan ayu yang berbadan mungil tapi padat ini terlentang pasrah dibawahku.

Kugerakan perlahan-lahan pinggulku menekan kebawah, sehingga kejantananku terbenam makin dalam keliang kewanitaannya, dalam-dalam, lalu ujung kepala kejantananku terasa mentok, karena beberapa kali tubuh Teteh cinta mengejang ketika aku mencoba menekan lebih kuat, aku kemudian mulai menarik keluar dan selanjutnya memompa keluar masuk.

Dengan bersemangat aku mulai menaik-turunkan tubuhku. Gerakan naik-turun yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar, sungguh merupakan sensasi yang sangat luar biasa. Apalagi posisi kedua paha Teteh cinta terkangkang lebar-lebar, membuat tikaman-tikamanku terasa jauh didalam dasar liang kewanitaannya. Aku dapat melihat buah dada Teteh cinta bergerak-gerak.

Payudara teteh saat itu bergerak keatas kebawah setiap kali aku menekan masuk kejantananku dalam-dalam sehingga kedua selangkangan kami berhimpit rapat-rapat. Kemudian kurasakan otot-otot kemaluan Teteh cinta dengan kuat menyedot kejantananku. Semakin lama kurasa semakin kuat saja kewanitaan Teteh cinta menjepit kejantananku.

Kulihat wajah Teteh cinta nampak makin memerah menahan Klimaks keduanya yang akan melandanya sebentar lagi,

“ Aaaaaaddduuuuuhhhhh… Rifff… Aaaagggghhhhhh… Oouggg… hhaa… hhaa… Rifff … Teteh Mau keluar lagi ni Rifff… Aghhhh… ”, desahnya menuju klimaks.

Dan tidak lama setelah itu,

“ Syurrr… Syurrr… Syurrr… Syurrr… ”,

Akhirnya aku merasakan cairan hangat membasahi kejantananku. Sementara nafsuku sudah sangat memuncak menuntut penyelesaiannya, aku sudah tidak bisa lagi bertindak halus, tanpa banyak bicara, segera saja kupompa pantatku dengan cepat dan gencar, mendapat serangan yang agak kasar dan tiba-tiba itu Teteh cinta menjerit-jerit kesakitan.

Meskipun liang kewanitaan Teteh cinta telah basah dan licin banget, tapi tetap saja terasa seret untuk ukuran kejantananku yang besar. Tak kuhiraukan lagi suara Teteh cinta yang menjerit-jerit kesakitan, yang ada dipikiranku saat itu adalah aku ingin segera mengakhiri permaina ini dan merasakan nikmat yang akan datang padaku.


Kurasakan otot-otot kejantananku mulai berdenyut-denyut dengan kerasnya, ada sesuatu yang berusaha untuk keluar dari batang kejantananku. Kucoba untuk menahannya selama mungkin agar tidak segera keluar, tapi jepitan dinding kemaluan Teteh cinta akhirnya meruntuhkan pertahananku.

“ Sssss… Tehhhh… Oughhh… ”, desahku.

Keluhan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulut ku disertai dengan,

“ Crotttt… Crotttt… Crotttt… ”,

Terseemburlah spermaku menyemprot dengan kuat, mengisi relung-relung terdalam liang kewanitaan Teteh cinta, kemudian badanku tertelungkup lemas menidih badan mungi Teteh cinta. Sementara kuubiarkan kejantananku tetap didalam kemaluan Teteh cinta untuk merasakan sisa-sisa Klimaksku. Kurasakan kemaluan Teteh cinta tetap saja berdenyur-denyut, meski tak sekuat tadi.

“ Teh, terima kasih ya udah mau puasin win ”, ucapku dengan manja.

“ Dasar kamu Rif, kalau lagi nafsu jangan main maksa dong, masak Teteh kamu sendiri kamu perkosa juga… !!!!”, ucapnya manja.

“ Iiihhhhh… Teteh… tapi Teteh senang juga… kaannnn … ????”,

“ Iya… siiihhh… !!!!!”, kata Teteh cinta malu-malu.

Singkat cerita semenjak kejadian skandal itu, sikap Teteh cinta terhadapku berubah 360 derajat, biarpun sikap kami ini tetap terjaga dihadapan Paman dan adik Teteh cinta. Aku dan Teteh cinta sering berhubungan sex bersama kalau rumah lagi sepi. Aku makin merasa sayang saja terhadap Teteh cinta, apalagi Teteh cinta melayani nafsu sex saya dengan rela dan sepenuh hati. Selesai.

Untuk Informasi Lebih Lanjut
Hubungi Kami Melalui :

LiveChat : INIPOKER
Line : inipoker
Wechat : inipoker88
Whatsapp : +855 927 644 08

0 Response to "PetikMangga69 - DENGAN TANTE GILANG SUASANA SEX SEDAP"

Post a Comment